[13:59, 2/6/2017] +62 853-1144-6515: PENGERTIAN KELOMPOK
SOSIAL
Yang dimaksud dengan kelompok sosial adalah suatu kumpulan
orang yang saling bekerjasama, saling berinteraksi dan saling menyadari
kepentingan antar sesama anggotanya. Atau definisi kelompok sosial yaitu suatu
kesatuan sosial yang terdiri dari dua individu ataupun lebih untuk saling
berinteraksi.
Kelompok dapat diciptakan oleh anggota masyarakat dan
kelompok juga dapat memberikan pengaruh pada perilaku anggotanya. Contoh
kelompok sosial misalnya jika berdasarkan tempat seperti RT dan RW, jika
berdasarkan suatu ikatan darah seperti keluarga, kerabat dan lain-lain.
Adapun penjelasan tentang kelompok sosial menurut beberapa
para ahli, yang diantaranya sebagai berikut ini:
Menurut George Homans: Kelompok sosial yaitu kumpulan
individu yang melakukan kegiatan, interaksi & memiliki perasaan untuk
membentuk suatu keseluruhan yang terorganisasi & berhubungan timbal balik.
Jika menurut Hendropuspito: Kelompok sosial sebagai suatu
kumpulan nyata, teratur & tetap dari individu – individu yang melaksanakan
peran – perannya secara berkaitan guna mencapai tujuan bersama.
Dan menurut Paul B.Horton & Chester L.Hunt: Kelompok
sosial sebagai kumpulan manusia yang memiliki kesadaran akan keanggotaannya
& saling berinteraksi.
[14:01, 2/6/2017] +62 853-1144-6515: Syarat-syarat
Kelompok Sosial
1. Adanya
kesadaran sebagai bagian dari kelompok yang bersangkutan.
2. Adanya
hubungan timbal balik antara anggota.
3. Adanya faktor
pengikat seperti kesamaan ideologi, kepentingan dan kesamaan nasib.
4. Memiliki
struktur, kaidah dan pola perilaku yang sama.
5. Bersistem dan
berproses.
[14:04, 2/6/2017] +62 853-1144-6515: FAKTOR PEMBENTUK
KELOMPOK SOSIAL
1. Fakrot kedekatan
Pengaruh yang pertama adalah kedekatan, keterlibatan
seseorang dalam suatu kelompok memang tidak dapat di ukur, dalam membentuk
kelompok dengan orang-orang yang ada di sekitar kita, saat itu juga kita telah
tergabung kedalam sebuah kelompok sosial. Kelompok dapat terbentuk atas susunan
individu yang saling berinteraksi antar satu sama lain. Misalnya semaki dekat
letak gografis antara dua orang atau lebih maka mereka akan sering berinteraksi
dan bersosialisasi. Jadi kedekatan dapat meningkatkan peluang untuk saling
berinteraksi lalu dapat memungkinkan terbentuknya kelompok sosial.
2. Faktor kesamaan
Pengaruh yang kedua adalah kesamaan antar anggota, telah
menjadi suatu kebiasaan seorang individu lebih menyukai berinteraksi dengan
individu lain yang mempunyai kesamaan yang sama. Misalnya kesamaan tersebut
seperti kesamaan kepentingan, nasib, keturunan dan lain sebagainya yang
sehingga dapat membentuk suatu kelompok sosial. Berikut dibawah ini
penjelasannya:
Mempunyai kesamaan kepentingan: dengan memiliki kesamaan
kepentingan antar individu maka akan terbentuklah suatu kelompok yang nantinya
individu-individu dalam kelompok tersebut akan saling bekerja sama untuk
mencapai kepentingan tersebut.
Mempunyai kesamaan nasib: misalnya seperti kesamaan
pekerjaan, karena dengan atas dasar persamaan pekerjaan setiap individu akan
membentuk kelompok sosial yang tujuannya telah ditentukan dalam kelompok
tersebut.
Mempunyai kesamaan keturunan: suatu kelompok juga dapat
terbentuk atas dasar persamaan keturunan sehingga setiap anggota yang ada dalam
kelompok tersebut akan berkomitmen untuk menjaga ikatan persaudaraan supaya
tidak terputus.
[14:09,
2/6/2017] +62 853-1144-6515: CIRI-CIRI KELOMPOK PRIMER
1) dalam kelompok primer terdapat interaksi social yang
lebih erat antara anggotanya. Dalam kelompok itu ada hubungan yang benar-benar
kenal satu sama lain. Kelompok ini disebut juga dengan face to face group.
2) Hubungannya bersifat irrasional dan tidak didasarkan atas
pamrih. Contoh: keluarga, kelompok belajar, kelompok sepermainan.
Sifat interaksi dalam kelompok-kelompok ini kebanyakan
bercorak kekeluargaan dan lebih berdasarkan simpati.
[14:10, 2/6/2017] +62 853-1144-6515: CIRI-CIRI
KELOMPOK SEKUNDER
1) kelompok ini terbentuk atas dasar kesadaran dan kemauan
dari para anggotanya. Hubungan lebih bersifat formal dan kurang bersifat
kekeluargaan
2) peranan atau fungsi kelompok sekunder dalam kehidupan
manusia adalah untuk mencapai salah satu tujuan tertentu dalam masyarakat
dengan bersama, secara objeck dan rasional contohnya parpol, perhimpunan.
[14:13, 2/6/2017] +62 853-1144-6515: CIRI-CIRI
MASYARAKAT PAGUYUBAN (GEMEINSCHAFT) DAN PATEMBAYAN (GESELLSCHAFT)
Ferdinand Tonnies membedakan kelompok sosial gemeinschaft
dan gesellschaft. Bentuk semacam ini diterjemahkan Djojodigoeno menjadi
paguyuban dan patembayan.
1. Paguyuban (Gemeinschaft)
Gemeinschaft adalah bentuk kehidupan bersama di mana
anggota-anggotanya diikat oleh hubungan batin yang murni serta bersifat nyata
dan organis. Kelompok paguyuban sering dikaitkan dengan masyarakat desa atau
komunal dengan ciri-ciri adanya ikatan kebersamaan (kolektif) yang sangat kuat.
Ciri-ciri masyarakat gemeinschaft menurut F. Tonnies adalah
sebagai berikut:
a. Intimate, artinya hubungan menyeluruh yang mesra sekali.
b. Private, artinya hubungan bersifat pribadi, yaitu khusus
untuk beberapa orang saja.
c. Exclusive, artinya hubungan tersebut hanyalah untuk kita
dan tidak untuk orang-orang di luar kita.
Menurut F. Tonnies, di masyarakat selalu dijumpai salah satu
dari tiga tipe paguyuban, yaitu:
a. Gemeinschaft by blood, merupakan gemeinschaft yang berupa
ikatan yang didasarkan pada ikatan darah atau keturunan.
b. Gemeinschaft of place, merupakan gemeinschaft yang
terdiri atas orang-orang yang berdekatan tempat tinggalnya sehingga dapat
saling menolong, misalnya RT dan RW.
c. Gemeinschaft of mind, merupakan gemeinschaft yang terdiri
atas orang-orang yang walaupun tidak memiliki hubungan darah ataupun tempat
tinggalnya tidak berdekatan, tetapi mereka memiliki jiwa dan pikiran yang sama
karena ideologi yang dianut sama. Misalnya: kelompok pengajian, partai politik,
dan pergerakan mahasiswa.
Dalam suatu masyarakat, tipe paguyuban bergantung dari
bentuk masyarakat itu sendiri. Misalnya, di Jakarta, terutama di daerah elite,
paguyuban karena tempat tinggal, seperti RTdan RW, tidak begitu banyak
kegunaannya, tetapi Iebih besar manfaatnya paguyuban karena ikatan darah. Orang
mempunyai kecenderungan untuk tolong-menolong dengan keluarganya.
2. Patembayan (Gesellschaft)
Gesellschaft adalah ikatan Untuk jangka waktu yang pendek,
bersifat formal dan mekanis. Keanggotaan kelompok patembayan didasari oleh
perhitungan yang bersifat rasional. Misalnya, untung rugi, peningkatan karier,
prestasi, dan status sosial. Ikatan dalam kelompok relatif Ionggar, tetapi
serba kompetitif atau bersaing dan sewaktu-waktu bias berhenti sebagai anggota
kelompok.
Sebagai contoh bentuk patembayan adalah interaksi melalui
internet. Hal ini disebabkan patembayan bersifat sebagai suatu bentuk yang ada
dalam pikiran belaka. Selain itu, bentuk pengelompokan gesellschaf lebih
dihubungkan pada masyarakat industrial yang sering diidentikkan dengan
masyarakat kota.
Menurut Tonnies, penyesuaian kedua bentuk kehidupan bersama
yang pokok tersebut di atas dengan dua bentuk kemauan asasi manusia dinamakan
wesenwille dan kurwille.
Wesenwille adalah bentuk kemauan yang dikodratkan dan timbul
dari keseluruhan kehidupan alami. Adapun kurwille adalah bentuk kemauan yang
dipengaruhi oleh cara berpikir yang didasarkan pada akal. Wesenwille selalu
menimbulkan paguyuban, sedangkan kurwille selalu menimbulkan patembayan. Orang
menjadi anggota suatu patembayan karena dia mempunyai kepentingan-kepentingan
rasional. Dengan demikian, maka kepentingan-kepentingan individu berada di atas
kepentingan hidup bersama.
Pandangan seorang sosiolog Prancis, Emile Durkheim,
menjelaskan bahwa pada masyarakat desa, perbedaan kepandaian pada umumnya
kurang menonjol, sehingga kedudukan para anggota secara individual tidak begitu
penting. Dari sudut pembagian kerja, jika ada seorang anggota yang dikeluarkan,
maka hal itu tidak akan begitu terasakan. Secara keseluruhan, masyarakat
mempunyai kedudukan yang lebih penting daripada individu. Keadaan atau struktur
demikian, oleh Durkheim, disebut struktur yang mekanis. Sebaliknya, keadaan
dalam masyarakat-masyarakat yang kompleks, di mana telah diadakan spesialisasi
bagi anggotanya masing-masing, maka timbullah keahlian sehingga setiap golongan
tidak akan dapat hidup secara sendiri.
Keadaan demikian dapat disamakan dengan bagian-bagian suatu
organisme yang merupakan suatu kesatuan yang tak dapat dipisah-pisahkan, karena
apabila salah satu bagian rusak maka organisme tersebut akan macet. Struktur
tadi oleh Durkheim disebut struktur yang organis.
Di dalam gemeinschaft atau paguyuban terdapat suatu kemauan
bersama (common will), ada suatu pengertian (understanding), serta
kaidah-kaidah yang timbul dengan sendirinya dari kelompok tersebut. Jika
terjadi pertentangan antar anggota suatu paguyuban, maka pertentangan tersebut
tidak akan dapat diatasi dalam suatu hal saja. Hal itu disebabkan oleh adanya
hubungan yang menyeluruh antaranggota-anggotanya.
Keadaan yang agak berbeda akan dijumpai pada patembayan atau
gesellscahft, di mana terdapat public life, yang artinya bahwa hubungannya
bersifat untuk semua orang. Pertentangan-pertentangan yang terjadi antaranggota
dapat dibatasi pada bidang-bidang tertentu sehingga suatu persoalan dapat
dilokalisasi.
[14:21, 2/6/2017] +62 853-1144-6515: IN-GROUP
& OUT GROUP
• In-group
adalah kelompok sosial yang individunya mengidentifikasinya dirinya dalam
kelompok tersebut. Sifat in-group didasarkan pada faktor simpat dan kedekatan
dengan anggotak kelompok. Seperti, dian adalah siswa kelas X-A SMA Harapan
Pertiwi, maka yang menjadi in-group Dian adalah kelas X-A.
• Out-group
adalah kelompok yang diartikan oleh individu sebagai lawan in-groupnya atau
kelompok yang ada diluar kelompok dirinya. Seperti, out- qroup bagi Dian adalah
kelas selain kelas X-A, seperti kelas X-B atau X-C.
[14:23, 2/6/2017] +62 853-1144-6515: MEMBERSHIP
GROUP DAN REFERENCE GROUP
Membership group adalah suatu kelompok yang didalanya setiap
orang secara fisik menjadi anggotanya.
Reference group adalah kelompok sosial yang menjadi acuan
bagi seseorang untuk membetuk kepribadian dan perilakunya.
Membership Group dan Reference Group
Pembedaan antara membership hroup dan reference group
berasal dari Robert K. Merton. Membership group merupakan kelompok dimana setia
orang secara fisik menjadi anggota kelompok tersebut. Ada kalanya seseorang
tidak berkumpul dengan kelompoknya walaupun dia belum ke luar dari kelompok
tersebut, misalnya pada informal group untuk membedakan anggota atas dasar derajat interaksi maka
dikemukakan istilah nominal group-member dan peripheral group-member. Seorang
nominal group dianggap masih berinteraksi dengan kelompok social yang bersangkutan tapi
interaksinnya tidak intens. Perbedaan interaksi dapat menimbulkan sub-group
(membentuk kelompok sendiri) ini dikarenakan factor kepentingan yang sama.
Kelompok bukan anggota (non-membership) dapat dipecahkan dalam beberapa
kategori, antara lain:
N Orang-orang dari
membership group yang tidak memenuhi syarat, orang ini biasanya lebih mudah
menyesuaikan diri dengan kelompok tersebut.
N Sikap terhadap
keanggotaan kelompok, berdasarkan sikap terhadap kelompok tersebut. Misalnya
ada yang bersikap masa bodah dan ada yang tibak ingin menjadi anggota-anggota.
N Kelompok terbuka
atau tertutup.
Kelompok yang tertutup biasanya keanggotaannya terbatas,
sedangkan kelompok terbuka menginginkan anggota yang terus bertambah.
N Ukuran waktu bagi
bukan anggota, menyangkut orang yang pernah menjadi anggota dan orang yang
tidak mau menjadi anggota
Reference-group adalah kelompok social yang menjadi acuan
bagi seseorang (bukan anggota kelompok) untuk membentuk pribadi dan
perilakunya. Reference group dan membership group agak sulit dipisahkan.
Misalnya seorang anggota partai politik yang juga sebagai anggota Dewan
Perwakilan Rakyat. DPR itu sebagai membersip group baginya, akan tetapi jiwa
dan jalan pikirannya terikat pada reference group-nya yaitu partainya. Robert
K. Merton dengan menyebut beberapa hasil karya Harrold H. Kelley, Shibutani dan
Ralp H. Tumer mengemukakan ada dua tipe umum reference group yakni tipe
normative yang menentukan kepribadian seseorang, dan tipe perbandingan yang
menjadi pegangan individu dalam menilai kepribadian
[14:25, 2/6/2017] +62 853-1144-6515: Kelompok
Sosial Mekanik Dan Organik
Kelompok sosial mekanik adalah kelompok yang muncul pada
masyarakat yang masih sederhana dan diikat oleh kesadaran kolektif serta belujm
mengenal adanya pembagian kerja diantara para anggota kelompok. Contoh:
masyarakat desa yang masih asli.
Kelompok sosial organik adalah kelompok yang mengikat
masyarakat yang sudah kompleks dan telah mengenal pembagian kerja yang teratur
sehingga disatukan oleh saling ketergantungan antaranggota. Contoh: masyarakat
yang modern yang telah mengenal adanya system kerja sama untuk memenuhi
hidupnya.
[14:26, 2/6/2017] +62 853-1144-6515: Pengertian
Solidaritas Mekanik dan Solidaritas Organik
a.Pengertian solidaritas mekanik.
Solidaritas mekanik
adalah masyarakat / suatu kelompok social yang didasar-kan pada kesadaran
kolektif, kebersamaan, dan hukum yang berlaku bersifat menekan. Dalam
solidaritas mekanik ada totalitas kepercayaan dan sentiment-sentimen bersama
yang ada pada masyarakat yang sama. Individualitas tidak berkembang karena
kehidupan masyarakat lebih berorientasi pada konformi-tas (kepentingan
bersama). Ciri khas dari solidaritas mekanik adalah solidari-tas didasarkan
pada tingkat homogenitas yang tinggi dalam kepercayaan, sentiment, dan
kebersamaan mencapai kepentingan bersama.
b.Pengertian solidaritas organic.
Solidaritas organic adalah masyarakat / suatu kelompok
social yang didasar- kan pada saling ketergantungan antar anggota dan
spesialisasi pembagian kerja dengan hukum yang berlaku bersifat restitutive /
memulihkan. Dalam solidaritas organic motivasi anggotanya sebagian besar karena
ingin menda-patkan upah / gaji yang diterima sebagai imbalan atas peran
sertanya dalam kelompok. Solidaritas organic muncul karena adanya pembagian
kerja / spe- sialisasi sehingga saling ketergantungan antar anggota sangat
tinggi
[14:27,
2/6/2017] +62 853-1144-6515: GRUP FORMAL DAN GRUP INFORMAL
• Grup
formal adalah kelompok yang mempunyai peraturan tegas dan sengaja diciptakan
oleh anggota-anggotanya untuk mengatur antar sesama. Contohnya: perusahaan,
birokrasi, dan negara.
• Grup
informal adalah kelompok yang tidak mempunyai sturktur yang pasti, terbentuk
karena pertemuan yang berulang-ulang sehingga terjadi pertemuan kepentingan dan
pengalaman. Contohnya, klik (ikatan kelompok teman terdekat atau
perkawanan).
[14:33, 2/6/2017] +62 853-1144-6515: KELOMPOK
ASSOSIASI, SOCIETA GROUP & STATISTIC
Menurut Robert Bierstedt, kelompok memiliki banyak jenis dan
dibedakan berdasarkan ada tidaknya organisasi, hubungan sosial antara kelompok,
dan kesadaran jenis. Bierstedt kemudian membagi kelompok menjadi empat macam:
(1) Kelompok statistik, yaitu kelompok yang bukan
organisasi, tidak memiliki hubungan sosial dan kesadaran jenis di antaranya.
Contoh: Kelompok penduduk usia 10-15 tahun di sebuahkecamatan.
(2) Kelompok kemasyarakatan (societa group), yaitu kelompok
yang memiliki persamaan tetapi tidak
mempunyai organisasi dan hubungan sosial di antara
anggotanya.
(3) Kelompok sosial, yaitu kelompok yang anggotanya memiliki
kesadaran jenis dan berhubungan satu dengan yang lainnya, tetapi tidak terukat
dalam ikatan organisasi. Contoh: Kelompok pertemuan, kerabat.
(4) Kelompok asosiasi, yaitu kelompok yang anggotanya
mempunyai kesadaran jenis dan ada persamaan kepentingan pribadi maupun
kepentingan bersama. Dalam asosiasi, para anggotanya melakukan hubungan sosial,
kontak dan komunikasi, serta memiliki ikatan organisasi formal. Contoh: Negara,
sekolah.
[14:36,
2/6/2017] +62 853-1144-6515: KERUMUNAN (CROWD)
Kerumunan identik dengan semangat dan keinginan yang
menyala-nyala yang cenderung merusak (destruktif). Namun, tidak semua kerumunan
menciptakan kerusuhandan kekacauan. Menurut Herbert Blumer (1900-1987), ada
empat tipe kerumunan, yaitu sebagai berikut:
1. Kerumunana
tidak tetap (causal crowd) adalah kerumunan yang keberadaannya singakat dan
terorganiasi longgar. Hal ini bersifat spontan. Contoh, kerumunan orang yang
bersama-sama melihat rumah terbakar atau kecelakaan lalu lintas.
2. Kermunan
konvensional (conventional crowd) adalah kerumunan yang terjadi secara terncana
yang berperilaku teratur. Contohnya, para penonton sepak bola atau penonton
pertunjukan teater.
3. Kerumunan
betindak (acting crowd) adalah kerumunan yang didasari pada permusuhan atau
aktivitas destuktif. Contohnya, mob (kemunculan yang secara emoasional dan
irasional yang muncul untuk menjalankan aksi penuh destruktif).
4. Kerumunan
ekspresif (expressive crowd) adalah kerumunan yang muncul untuk melampiaskan
emosi dan ketegangan. Contohnya, para penonton konser musik rock.
[14:37, 2/6/2017] +62 853-1144-6515: PUBLIK
Publik adalah orang-orang yang berkumpul secara alamiah yang
memiliki kesamaan kepentingan. Orang-orang yang berkumpul dalam suatu pasar
tradisional (pengunjung) memiliki banyak kesamaan, namun masing-masing tidak
bertanggung jawab satu sama lainnya
[14:40,
2/6/2017] +62 853-1144-6515: MASSA
Massa diartikan sebagai keseluruhan dari kerumunan sosial.
Pengertian massa timbul sejalan dengan perkembangan masyarakat yang mengarah
pada pola kehidupan modern. Oleh karena itu, pengertian massa menjadi ciri khas
masyarakat modern yang pada umumnya bertempat tinggal di perkotaan. Ciri massa
yang menonjol adalah suatu kumpulan orang yang heterogen sehingga identitasnya
sulit diketahui. Keanekaragaman massa tampak dari diferensiasi status sosial,
taraf hidup, pendidikan, keturunan, pekerjaan, dan agama.
[14:48,
2/6/2017] +62 853-1144-6515: DINAMIKA KELOMPOK SOSIAL
Kelompok sosial pasti mengalami perubahan. Tidak bersifat
statis atau stagnan. Perkembangan kelompok sosial beserta perubahannya dikenal
dengan dinamika kelompok sosial. Pengertian dinamika kelompok sosial adalah
proses perubahan dan perkembangan akibat adanya interaksi dan interdependensi,
baik antaranggota kelompok maupun antara anggota suatu kelompok dengan kelompok
lain.
Ruth Benedict mengungkapkan terdapat pokok persoalan (
aspek) yang dipelajari dalam dinamika kelompok sosial, diantaranya:
a. kohesi atau
persatuan
Dalam persoalan kohesi akan terlihat tingkah laku para
anggota dalam suatu kelompok, seperti proses pengelompokan, intensitas anggota,
arah pilihan dan nilai-nilai dalam kelompok.
b. motif atau
dorongan
Persoalan motif
berkisar pada perhatian anggota terhadap kehidupan kelompok, seperti
kesatuan kelompok, tujuan bersama dan orientasi diri erhadap kelompok.
c. Struktur
Persoalan ini terlihat pada bentuk pengelompokan , bentuk
hubungan, perbedaan kedudukan antaranggota, dan pembagian tugas.
d. Pimpinan
Persoalan pimpinan sangat penting pada kehidupan kelompok
sosial, hal ini terlihat pada bentuk-bentuk kepemimpinan, tugas pimpinan dan
system kepemimpinan.
e. perkembangan
kelompok
Persoalan perkembangan kelompok dapat dilihat dari perubahan
dalam kelompok, perpecahan kelompok, keinginan anggota untuk tetap berada dalam
kelompok dan sebagainya.
Secara umum pengertian dinamika kelompok sosial adalah
proses perubahan dan perkembangan akibat adanya interaksi dan interdependensi,
baik antaranggota kelompok maupun antara anggota suatu kelompok dengan kelompok
lain.
Dewasa ini banyak pihak menyadari pentingnya mempelajari
dinamika kelompok sosial karena beberapa alas an berikut.
1. Kelompok sosial
merupakan kesatuan-kesatuan sosial yang selalu ada dalam setiap masyarakat.
2. Dinamika kelompok
sosial berkaitan dengan perubahan sosial dan kebudayaan masyarakat sehingga
relevan dengan kebijaksanaan pemerintah dalam pembangunan daerah.
[14:49, 2/6/2017] +62
853-1144-6515: FAKTOR-FAKTOR
PENDORONG DINAMIKA KELOMPOK SOSIAL
Adanya
perkembangan dan perubahan dalam suatu kelompok sosial selalu berkaitan dengan
faktor pendorong. Berikut ini adalah faktor-faktor yang menyebabkan
perkembangan dan perubahan dalam kelompok sosial.
1. Faktor
Pendorong Dinamika Kelompok Sosial dari Luar (ekstern):
Faktor pendorong dari luar kelompok merupakan pengaruh luar
yang menyebabkan berkembangnya suatu kelompok sosial, di antaranya sebagai
berikut:
a. Perubahan
situasi sosial
Adanya perubahan situasi sosial seperti pemekaran sebuah
wilayah, masuknya indsutrliasasi ke daerah-daerah pedesaan, dan adanya
penemuan-penemuan baru dapat mendorong perkembangan suatu kelompok sosial.
Misalnya dalam masyarakat desa yang tergolong ke dalam klasifikasinkelompok
paguyuban (gemeinschaft) ssetelah mengalami proses indsutrialisasi, maka pola
hubungan dan nilai-nilai yang dianut masyarakat desa tersebut dapat bergeser
menjadi penganut nilai-nilai dan pola hubungan kelompok patembayan
(gesellschaft), di antaranya nilai gotong-royong berubah menjadi nilai
individualis
b. Perubahan
situasi ekonomi
Perubahan situasi ekonimi dapat menyebabkan suatu kelompok
sosial berkembang. Misalnya, dalam masyarakat perkotaan yang memiliki tingkat
perkembangan ekonomi yang lebih tinggi disbanding masyarakat pedesaan, maka
hubungan sosial dalam kelompok kekerabatan akan bergeser menjadi hubungan
sosial berdasarkan kepentingan sehingga kelompok kekerabatan yang termasuk
dalam klasifikasi kelompok sekunder.
c. Perubahan
situasi politik
Perubahan situasi politik seperti pergantian elite kekuasaan
atau perubahan kebijaksanaan yang dilakukan elite kekuasaan dapat menyebabkan
perkembangan kelompok-kelompok sosial dalam masyarakat.
2. Faktor
Pendorong Dinamika Kelompok Sosial yang berasal dari Dalam (Intern):
Faktor ini merupakan kondisi dalam kelompok yang menyebabkan
perkembangan suatu kelompok sosial, di antaranya sebagai berikut:
a. Adanya
konflik antaranggota kelompok
Konflik yang terjadi di dalam kelompok dapat menyebabkan
keretakan dan berubahnya pola hubungan sosial, misalnya seseorang yang merasa
termasuk ke dalam in group suatu kelompok sosial, karena terdapat konflik, maka
menjadi out group dari kelompok tersebut. Akibat konflik yang terjadi di dalam
kelompok dapat juga menyebabkan terpecahnya sebuah kelompok sosial.
b. Adanya
perbedaan kepentingan
Ketika dalam suatu kelompok sosial terdapat perbedaan
kepentingan, maka kelangsungan kelompok sosial tersebut dapat terpecah. Anggota
kelompok yang merasa tidak sepaham akan memisahkan diri dan bergabung dengan
kelompok lain yang sepaham dengannya. Misalnya, munculnya kelompok volunteer di
tengah-tengah masyarakat.
c. Adanya
Perbedaan paham
Perbedaan paham di antara anggota kelompok sosial dapat
mempengaruhi kelompok sosial secara keseluruhan. Hal ini dapat berpengaruh
terhadap keberadaan suatu kelompok sosial.
[14:52, 2/6/2017] +62 853-1144-6515: POLA HUBUNGAN
ANTAR KELOMPOK DALAM MASYARAKAT MULTI CULTURAL
Pola-pola tersebut, antara lain, akulturasi, dominasi,
eksploitasi, segregasi, masyarakat majemuk, dan pluralisme.
1) Akulturasi
Akulturasi terjadi manakala kebudayaan dua kelompok yang
bertemu mulai membaur dan berpadu. Walau akulturasi lebih sering terjadi antara
kebudayaan dua masyarakat yang posisinya relatif sama, namun tak tertutup
kemungkinan dapat berlangsung antara dua kelompok yang posisinya tak sama.
2) Dominasi
Dominasi terjadi manakala suatu kelompok menguasai kelompok
lain. Menurut William Kornblum (1988) ada beberapa kemungkinan yang mengikuti
berlangsungnya dominasi, yakni:
• Genocide
Genocide ialah pembunuhan secara sengaja dan sistematis
terhadap anggota suatu kelompok tertentu.
• Pengusiran
Pengusiran terhadap warga atau anggota suatu kelompok juga
merupakan pola yang sering terjadi dalam sejarah.
• Paternalisme
Paternalisme adalah suatu bentuk dominasi kelompok ras
pendatang atas kelompok ras pribumi. Pola ini muncul manakala kelompok
pendatang, yang secara politik lebih kuat, mendirikan koloni di daerah jajahan.
Dalam pola hubungan paternalisme ini, penduduk pribumi tetap berada di bawah
kekuasaan penguasa pribumi, namun penguasa pribumi diwajibkan mengakui
kedaulatan penguasa asing atas wilayah mereka.
3) Eksploitasi
Eksploitasi dapat dimaknai sebagai tindakan memanfaatkan
kelompok lain secara tidak wajar, seringkali dengan mengabaikan kepentingan
anggota kelompok tersebut, demi memperoleh keuntungan. Eksploitasi ini bila
disadari oleh anggota kelompok, dapat memicu resistensi (perlawanan) yang
sangat mungkin mengarah pada pecahnya konflik sosial.
4) Segregasi
Segregasi merupakan tindakan suatu kelompok yang memisahkan
diri dari pergaulan dengan kelompok sosial lainnya. Segregasi biasanya terjadi
karena kelompok tersebut merasa dirinya lebih unggul. Tapi sebaliknya, dapat
pula dilakukan karena kelompok tadi merasa rendah diri dan tak mampu
menyesuaikan dengan kelompok lainnya.
5) Masyarakat Majemuk
Menurut J.S. Furnivall (1967), masyarakat majemuk merupakan
masyarakat yang terdiri atas dua atau lebih komunitas maupun kelompok-kelompok
yang secara budaya dan ekonomi terpisah serta memiliki struktur kelembagaan
yang berbeda satu dengan lainnya.
Dalam buku berjudul Netherlands India : A Study of Plural
Economy (1967), mengungkapkan bahwa kemajemukan masyarakat Indonesia pada masa
Hindia-Belanda paling tidak terdiri atas tiga golongan, yaitu:
1) Orang-orang Belanda/Eropa sebagai golongan pertama.
2) Orang-orang Tionghoa sebagai golongan menengah.
3) Orang-orang pribumi sebagai golongan ketiga.
Sedangkan Nasikun (1990) menyatakan bahwa masyarakat majemuk
merupakan suatu masyarakat yang menganut sistem nilai yang berbeda di antara
berbagai kesatuan sosial yang menjadi anggotanya sehingga para anggota
masyarakat tersebut kurang memiliki loyalitas terhadap masyarakat sebagai suatu
keseluruhan, kurang memiliki homogenitas kebudayaan, atau bahkan kurang
memiliki dasar untuk mengembangkan sikap saling memahami.
Pierre van de Berghe (1967) mengemukakan beberapa
karakteristik masyarakat majemuk, sebagai berikut:
• Terjadinya segmentasi ke dalam kelompok-kelompok yang
mempunyai kebudayaan, tepatnya subkebudayaan yang berbeda satu dengan lainnya.
• Memiliki struktur sosial yang terbagi ke dalam
lembaga-lembaga yang bersifat non-komplementer.
• Kurang mengembangkan konsensus di antara para anggota
masyarakat mengenai nilai-nilai sosial yang bersifat dasar.
• Secara relatif, sering terjadi konflik antar kelompok.
• Secara relatif, integrasi sosial tumbuh di atas paksaan
(coercion) dan ketergantungan ekonomi.
• Adanya dominasi politik oleh suatu kelompok terhadap
kelompok-kelompok lain.
6) Pluralisme
Subkhan (2007) menyatakan pluralisme tidak semata menunjuk
pada kenyataan tentang adanya kemajemukan. Namun, yang dimaksud adalah
keterlibatan aktif terhadap kenyataan kemajemukan tersebut.
[15:03, 2/6/2017] +62 853-1144-6515: KELOMPOK
OKUPASIONAL DAN VOLUNTER
Kelompok Okupasional : merupakan kelompok yang terdiri dari
orang-orang yang melakukan pekerjaan sejenis. Kelompok seperti inilah yang
sangat besar pengaruhnya dalam mengarahkan kepribadian seseorang
Kelompok Volunter : merupakan kelompok yang terdiri dari orang-orang dengan kepentingan
sama, namun tidak mendapatkan perhatian masyarakat yang semakin luas daya
jangkaunya. Kelompik ini terbentuk karena oleh kepentingan-kepentingan primer.
Kelompok Okupasional
Pada dasarnya kelompok kekerabtan merupakan masyarakat
homogeny yang menganut nilai-nilai, norma-norma, ataupun pola tingkah laku yang
relative sama sehingga pembagian kerja dilakukan secara sederhana berlandaskan
pada tradisi dan perbedaan jenis kelamin.
Dalam masyarakat tradisional belum terdapat spesisialisasi
pekerjaan, tetapi tidak ada satu masyarakat pun yang benar-benar tertutup dari
pengaruh luar. Ketika kelompok kekerabtan mendapat pengaruh dari luar, maka
kelompok tersebut berkembang menjdai suatu masyarakat yang heterogen. Dalam
masyarakat yang heterogen timbul spesifikasi pekerjaan atas dasar bakat dan
kemampuan.
Pada perkembangan selanjutnya, spesifikasi semakin
berkembang lebih khusus lagi, munculnya berbagai indsutri menuntut para pekerja
bertanggung jawab pada satu unsure tertentu saja sehingga para pekerja semakin
ahli dalam bidang tertentu dan kurang mampu mengerjakan pekerjaan lainnya.
Ketika masyarakat semakin maju, spesifikasi dikembangkan
secara ilmiah melalui lembaga-lembaga pendidikan tertentu sehingga menghasilkan
orang-orang yang ahli dalam ilmu-ilmu tertentu. Oleh sebab itu, muncullah
kelompk-kelompok profesi (kelompok okupasional) yang terdiri dari kalangan
professional yang memiliki etika profesi.
Misalnya: SPSI (Serikat Pekerja Seluruh Indonesia), PWI
(Persatuan Wartawan Indonesia), IDI (Ikatan Dokter Indonesia), PGRI (Persatuan
Guru Republik Indonesia), dll
Kelompok Volunter
Berkembangnya komunikasi secara luas dan cepat menyebabkan
tidak ada satu masyarakat pun yang benar-benar tertutup terhadap dunia luar.
Akibatnya, heterogenitas masyarakat semakin luas. Dengan semakin berkembangnya
suatu masyarakat, maka tidak semua kebutuhan para anggota masyarakat terpenuhi.
Oleh karena itu, muncullah kelompok-kelompok volunteer.
Kelompok volunteer terdiri dari orang-orang yang mempunyai
kepentingan-kepentingan yang sama, tetapi tidak mendapatkan perhatian dari
masyarakat yang semakin luas daya jangkaunya. Kelompok volunteer tersebut
memenuhi kebutuhan-kebutuhan para anggotanya secara mandiri tanpa mengganggu
kepentingan masyarakat umum. Kelompok volunteer dapat berkembang menjadi
kelompok yang mantap karena diakui oelh masyarakat umum. Kelompok volunteer di
Indonesia, misalnya :
• KIPP (Komite
Independen Pemantau Pemilu) seperti LSI (Lingkar Survei Indonesia),
• Partai
Politik; PDIP-perjuangan, Partai Demokrat, dll
• Ormas
(Organisasi Kemasyarakatan); NU, Muhammadiyah, dll
• LSM (Lembaga
Swadaya Masyarakat) seperti Green Peace, Kontras, Forkot,dll
[15:05,
2/6/2017] +62 853-1144-6515: PENYEBAB MASYARAKAT KOTA BERSIFAT
DINAMIS
Masyarakat
kota merupakan salah satu bentuk kelompok sosial yang selalu mengalami
perkembangan dan perubahan. Oleh sebab itu, masyarakat kota lebih bersifat
dinamis. Beberapa faktor yang menyebabkan dinamika sosial masyarakat kota,
adalah :
a. Faktor
pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu faktor terpenting dalam
kehidupan masyarakat kota. Melalui pendidikan, baik formal maupun nonformal
menjadikan kota lebih siap melakukan persaingan. Pada masyarakat kota
stratifikasi sosial lebih didasarkan pada keahlian yang diperoleh memalui
pendidikan. Seseorang yang memiliki keahlian dan latar belakang pendidikan yang
tinggi akan lebih dihargai dibandingkan dengan seseorang yang berpendidikan
rendah.
b. Urbanisasi
Urbanisasi yang terlampau pesat dan tidak teratur
menyebabkan penduduk kota semakin padat.kepadatan penduduk dan tingkat
penagguran yang semakin besar menagkibatkan tingkat kriminalitas yang semakin
tinggi. Dengan demikian, sikap tidak mudah percaya terhadap orang lain dan
sikap individualistis semakin kuat. Di sisi lain, warga desa yang melakukan
urbanisasi juga berusaha menyesuaikan diri dengan keadaan masyarakat kota.
Nilai-nilai gotong-royong dan nilai-nilai tradisional mulai ditinggalkan dan
mengikuti arus perubahan. Oleh karena itu, kelompok sosial masyarakat kota
terus berkembang dan berubah sesuai dengan informasi yang diperoleh.
c. Komunikasi
Faktor informasi dan komunikasi yang serba cepat melalui
berbagai media, baik media massa maupun media elektronik memberikan informasi
yang dapat mendorong perkembangan dan perubahan masyarakat kota, di antaranya
dalam hal berpenampilan. Penampilan merupakan sesuatu yang sangat diperhatikan
oleh masyarakat kota, dari mulai model rambut, model baju, dan aksesories
lainnya selalu disesuaikan dengan mode yang sedang digemari masyarakat luas.
Begitu pula dalam bidang pengetahuan, politik, ekonomi, ataupun hiburan. Semuanya
serba cepat berkembang dan berubah sesuai dengan informasi yang diperoleh.
d.
Industrialisasi dan Mekanisasi
Adanya indsutrialisasi dan mekanisasi yang terjadi di kota
menyebabkan masyarakat kota semakin bergantung kepada mesin-mesin yang telah meringankan
pekerjaannya. Pekerjaan yang semula dilakukan oleh manusia berganti tugas
menjadi otomatis, serba cepat. Adanya spesialisasi pekerjaan menyebabkan
masyarakat kota ahli dalam satu jenis pekerjaan dan kurang mampu mengerjakan
pekerjaan yang lain, dan terkadang banyaknya kemudahan yang dirasakan
masyarakat kota menyebabkan ketergantungan terhadap mesin-mesin dan menyebabkan
sikap manja.
[15:07,
2/6/2017] +62 853-1144-6515: DAMPAK POSITIF DAN NEGATIF PERKEMBANAN
KOTA
Secara umum, adanya perkembangan dan perubahan yang terjadi
dalam suatu kelompok sosial akan membawa dampak, baik dampak positif maupun
dampak yang negative. Berikut ini adalah dampak adanaya perkembangan masyarakat
kota.
Dampak Positif:
1. Tingkat
pendidikan lebih merata
2. Komunikasi dan
Informasi lebih cepat dan mudah
3.
Profesionalitas lebih terjaga
4. Perkembangan
dalam berbagai bidang lebih terjamin
Dampak Negatif:
1. Munculnya
sikap individualistis
2. Memudarnya
nilai kebersamaan
3. Munculnya sikap kurang mempercayai fihak
lain
4. Memudarnya
perhatian terhadap budaya local
5. Memudarnya
perhatian terhadap budaya likal dan budaya nasional, terutama para generasi
mudanya.
[15:09, 2/6/2017] +62 853-1144-6515: PENGERTIAN
MASYARAKAT MULTICULTURAL
a. Masyarakat
multicultural adalah masyarakat yang terdiri dari beragam suku bangsa dan
budaya.
b. Menurut
Furnival, masyarakat multicultural adalah masyarakat yang terdiri dari dua atau
lebih kelompok yang secara cultural dan ekonomi terpisah-pisah serta memiliki
struktur kelembagaan yang berbeda satu sama lain.
[15:10, 2/6/2017] +62 853-1144-6515: SIFAT-SIFAT
MASYARAKAT MULTICULTURAL
menurut Pierre L. Van den Berghe :
a. Terjadi
segmentasi ke dalam bentuk-bentuk kelompok sub kebudayaan yang berbeda satu
sama lain.
b. Memiliki
struktur social yang terbagi-bagi dalam lembaga yang bersifat nonkomplementer.
c. Kurang
mengembangkan konsensus di antara anggota terhadap nilai-nilai yang bersifat
dasar.
d. Integrasi
social tumbuh di atas paksaan dan saling ketergantungan dalam bidang ekonomi.
e. Adanya
dominasi politik oleh suatu kelompok atas kelompok lainnya.
[15:18,
2/6/2017] +62 853-1144-6515: Faktor yang Menyebabkan Timbulnya
Masyarakat Multikultural
1. Keadaan
Geografis
Keadaan geografis wilayah indonesia yang terdiri lebih dari
17 ribu pulau dan tersebar di suatu daerah equator sepanjang kurang lebih 300
mil dari timur ke barat dan lebih dari 1000 mil utara ke selatan , merupakan
faktor yang sangat besar pengaruhnya terhadap tercapainya multikultural suku
bangsa di indonesia. Pendatang terutama di kepulauan indonesia sekitar 20.000
tahun yang lalu. Menyusul kemudian ras melanesean negroid pada sekitar 10.000
tahun yang lalu. Kehadiran ras-ras itu terjadi pada zaman mesolithicur.
Terakhir datang ras Malayan Mongoloid melalui 2 periode, zaman neolithikhum dan
zaman logam, sekitar tahun 2500 tahun sebelum masehi. Ras austroloid kemudian
pergi ke australia dan sisa-sisanya ada di nusa tenggara timur dan papua ras
melanesian negroid tingal di maluku dan papua. Sedangkan ras malayan mongoloid
tinggal di indonesia bagian barat. Ras-ras tersebut yang kemudian disebut
bangsa indonesia dalam bentuk keanekaragaman suku bangsa setelah melalui proses
amal gamasi dan isolasi.
Kondisi geografis yang telah mengisolir penduduk yang
menempati pulau dan daerah menumbuhkan kesatuan suku bangsa yang berbeda-beda.
Mereka mengembangkan mitos-mitos tentang usul-usul keturunan dan nenek
moyangnya.
2. Letak Wilayah
yang Strategis.
Letak indonesia yang strategis antara samudra hindia dan
pasifik sangat mempengaruhi proses multikultural, seperti unsur kebudayaan dan
agama. Kepulauan indonesia merupakan jalur lalu lintas perdagangan antara
india, cina ,dan wilayah asia tenggara. Melalui para pedagang asing pengaruh
kebudayaan dan agama masuk ke wilayah indonesia. Daerah penyeberan kebudayaan
dan agama yang tidak merata menyebabkan terjadinya proses multikultural unsur kebudayaan
dan agama. Pengaruh agama dan kebudayaan hindhu-budha pada awal tarikh masehi
hanya berkembang di wilayah indonesia barat. Pengaruh kebudayaan china terutama
hanya terjadi di daerah pantai dan kota-kota dagang. Pengaruh kebudayaan china
terutama hanya terjadi di daerah pantai dan kota-kota dagang. Pengaruh ajaran
islam berkembang pada abad ke-13, terutama di indonesia bagian barat dan
sebagian dari maluku . Pengaruh kolonial portugis dengan agama katoliknya
terjadi terutama di wilayah nusa tenggra timur. Pada abad ke-16 Belanada datang
dan pada abad ke-17 mengembangkan agama kristen dan katolik di beberapa daerah
di sumatra, kalimantan, sulawesi, maluku, papua dan kota-kota besar di jawa.
3. Kondisi Iklim
yang Berbeda
Wilayah lingkungan hidup suku-suku bangsa juga
memperlihatkan variasi yang berbeda-beda. Ada komunitas yang mengandalkan pada
laut sebagai sumber kehidupannya, seperti orang laut di kepulauan riau dan
orang bajo di sulawesi selatan, dan serta asmat di irian jaya , dan lain
sebagainya . Karekter multikultural di tambah lagi dengan perbedaan-perbedaan
tipe masyarakatnya terlihat pada komunaitas kosmopolitan perkotaan ,komunitas
peralihan dari pertanian ke industri dan sebagian lainya masih mencirikan
komunitas berbudaya suku bangsa (tribal comunites).
Perbedaan curah hujan dan kesuburan tanah merupakan kondisi
yang menciptakan dua macam lingkungan ekologis yang berbeda di indonesia, yakni
daerah prtanian sawah (wet rice cultivation) yang banyak dijumpai di pulau jawa
dan bali serta daerah pertanian ladang (shifting cultivation) yang banyak kita
jumpai di luar pulau jawa. Perbedaan lingkungan ekologis tersebut menyebabkan
terjadinya perbedaan antara jawa dan luar jawa dalam bidang kependudukan,
ekonomi, sosial dan budaya. Sistem pertanian sawah di jawa mendorong tumbuhnya
suatu tertib kemasyarakatan yang mendasarkan diri pada kekuaasan di daratan,
sedangkan sistem pertanian ladang di luar jawa mendorong tumbuhnya sistem
kemasyarakatan yang mendasarkan diri pada kekuasaan di lautan sehingga memiliki
keunggulan dalam perdagangan. Apabila di jawa pernah tumbuh kekuasaan Mataram
kuno dan Majapahit yang gemilang maka di luar jawapun pernah berkembang
kerajaan melayu dan sriwijaya yang cemerlang.
4. Intregasi
Nasional yang Berasal dari Kelompok Suku Bangsa yang Beraneka Ragam
Integrasi suku bangsa dalam kesatuan nasional menjadi bangsa
indonesia dsalam kesatuan wilayah negara indonesia. Paling tidak di picu oleh
empat peristiwa penting, yaitu sebagai berikut :
a) Kerajaan sriwijaya (Abad ke VII) dan majapahit (Abad ke
XIII)telah mempersatukan suku bangsa- suku bangsa indonesia dalam kesatuan
politis , ekonomis ,dan sosial.
b) Kekuasaan
kolonialisme belanda selama tiga setengah abad telah menyatukan suku bangsa-
suku bangsa di indonesia dalam satu kestuan nasib dan cita-cita
c) Selama periode
pergerakan nasional ,para pemuda indonesia telah menolak menonjolkan isu ke
suku bangsaan dan melahirkan sumpah pemuda yang terkenal pada tahun 1928
.Bahkan , bahasa milik suku minoritas melayu riau telah ditetapkan sebagai
bahasa nasional(bukan bahasa milik suku mayoritas jawa)
d) Proklamasi
kemerdekaan RI pada tanggal 17 agustus 1945 yang mendapat dukungan dari semua
suku bangsa di indonesia yang mengalami nasib yang sama di bawah penjajahan
belanda dan jepang .
Walaupun integrasi secara nasional telah terbentuk (secara
politis), tetapi dalam kenyataanya bangsa indonesia selalu mengalami
konflik-konflik secara internal (SARA). Berdasarkan latar belakang timbulnya
masyarakat multikultural di indonesia , maka kelompok-kelompok sosial yang
tumbuh pun beranekaragam seperti kelompok etnis (suku bangsa) agama ataupun
kelompok berdasarkan stratifikasi sosialnya.
[15:25,
2/6/2017] +62 853-1144-6515: KONFIGURASI MASYARAKAT MULTIKULTURAL
Menurut JS Furnivall (1967) masyarakat multikultural atau
majemuk, adalah suatu masyarakat yang terdiri atas dua atau lebih elemen yang
hidup sendiri-sendiri tanpa ada pembauran satu sama lain di dalam satu kesatuan
politik.
Masyarakat multikultural adalah masyarakat yang terdiri atas
lebih dari dua kelompok masyarakat yang memiliki perbedaan karakteristik yang
didorong oleh latar belakang historis, kondisi geografis, dan pengaruh
kebudayaan asing. Perbedaan karakteristik ini berkenaan dengan tingkat
diferensiasi dan stratifikasi sosial.
Berdasarkan konfigurasi (susunannya) dan komunitas etniknya,
masyarakat majemuk dibedakan menjadi empat kelomopok, seperti yang diungkapkan
oleh JS Furnivall (1967) adalah sebagai berikut:
KOMPETISI SEIMBANG, artinya masyarakat yang terdiri atas
sejumlah komunitas atau etnik yang mempunyai kekuatan kompetitif yang seimbang.
MAYORITAS DOMINAN, yaitu masyarakat dimana kelompok etnik
mayoritas mendominasi kompetisi politi atau ekonomi sehingga, posisi
keloompok-kelompok yang lain menjadi kecil.
MINORITAS DOMINAN, yaitu suatu masyarakat dimana satu
kelompok etnik minoritas, mempunyai keunggulan kompetitif yang luas sehingga
mendominasi kehidupan politi atau ekonomi masyarakat.
FRAGMENTASi, artinya suatu masyarakat yang terdiri atas
sejumlah kelompok etnik, tetapi semuanya daalam jumlah kecil sehingga tidak ada
satu kelompok pun yang mempunyai posisi politik atau ekonomi yang dominan. Pada
komunitas ini, masyarakat majemuk cenderung terpisah-pisah kedalam kelompok
etnik tertentu tetapi tidak ada yang dominan. Masyarakat demikian biasanya
terdiri dari kelompok-kelompok kecil yang sangat labil dan berpotensi
terjadinya konflik karena rendahnya kemampuan coalition building.
[15:29,
2/6/2017] +62 853-1144-6515: HUBUNGAN STRUKTUR SOSIAL MASYARAKAT
MULTIKULTURAL DENGAN PROSES INTEGRASI SOSIAL
Dalam struktur sosial masyarakat multikultural dapat terjadi
proses interseksi sosial dan konsolidasi sosial.
Pengertian interseksi sosial : persilangan keanggotaan
masyarakat.
Contoh interseksi sosial :(terlampir)
Keterangan :
A : Suku Jawa I :
Islam
B : Suku Minang
II : Kristen
Penjelasan :
Si A dan B, berbeda suku bangsa tapi sama agamanya.
Contoh interseksi sosial dengan parameter agama dan
pendidikan:
Pak Buyung: suku Minangkabau, sarjana, beragama Islam,
pengusaha.
Pak Bejo: suku Jawa, sarjana, beragama Islam, Pegawai Negeri
Sipil.
Bila terjadi proses interseksi sosial dalam struktur sosial
masyarakat multikultural, akan mendukung tercapainya integrasi sosial.
(Interseksi sosial berdampak positif terhadap integrasi
sosial)
Pengertian konsolidasi sosial : penguatan keanggotaan
masyarakat.
Contoh konsolidasi sosial :
Ikatan Keluarga Minang
Persatuan Masyarakat Betawi
Bila terjadi proses konsolidasi sosial dalam struktur sosial
masyarakat multikultural, akan menghambat tercapainya integrasi sosial.
(Konsolidasi sosial, tanpa diiringi perasaan nasionalisme, berdampak negatif
terhadap integrasi sosial.)
Amalgamasi : perkawinan antar ras/suku.
Amalgamasi menyebabkan dalam masyarakat Indonesia dijumpai
berbagai ras campuran.
[15:32, 2/6/2017] +62 853-1144-6515: PENGARUH
TERBENTUKNYA MASYARAKAT MULTIKULTURAL TERHADAP KEHIDUPAN MASYARAKAT
a. Konflik
Kondisi kemajemukan berpengaruh terhadap munculnya potensi :
konflik horizontal.
b. Munculnya sikap primordialisme.
Primordialisme : paham yang memegang teguh hal-hal yang
dibawa sejak lahir, baik mengenai tradisi, kepercayaan, maupun segala sesuatu
yang ada di dalam lingkungan pertamanya.
Contoh perilaku primordial :
a. Membentuk partai politik berdasarkan paham, ideologi,
atau keterikatan pada faktor-faktor seperti suku bangsa, agama, dan ras
b. Memberikan prioritas atau perlakuan istimewa kepada
orang-orang yang berasal dari daerah, suku bangsa, agama, atau ras tertentu.
Contoh primordial agama (memegang teguh ajaran dan norma
agama):
Pengiriman Putri Indonesia ke ajang pemilihan Miss Universe,
banyak mengalami penolakan dari para pemimpin agama.
c. Munculnya sikap etnosentrisme.
Etnosentrisme : sikap atau pandangan yang berpangkal pada
masyarakat dan kebudayaan sendiri, biasanya disertai dengan sikap dan pandangan
yang meremehkan masyarakat dan kebudayaan lain.
Contoh sikap etnosentrisme:
Sudah puluhan tahun keluarga Pak Slamet (suku Jawa) merantau
di daerah Bitung, Sulawesi Utara. Selama berinteraksi dengan lingkungan
barunya, mereka masih memegang prinsip dan budaya asalnya.
d. Munculnya sikap fanatik dan ekstrem.
Fanatik : sangat kuat meyakini ajaran atau mendukung suatu
kelompok.
Kerusuhan antarsuporter sepak bola merupakan contoh negatif
perilaku masyarakat multikultural yang didasari : fanatisme.
Ekstrem : fanatik, sangat keras dan teguh
Seorang ekstremis menganggap bahwa hanya pendapat kelompok
sendirilah yang benar dan menolak pendapat dari luar kelompoknya.
Dalam kehidupan multikultural, sikap ekstrem tersebut dapat
merusak upaya untuk memperkuat proses : integrasi.
e. Politik Aliran : ideologi nonformal yang dianut oleh
anggota organisasi politik dalam suatu negara.
Contoh : partai Islam, partai Kristen
Dampak positif dari berkembangnya politik aliran yang
terwujud dengan banyaknya partai politik adalah: beragam saluran aspirasi.
Perilaku yang Sesuai dengan Masyarakat Multikultural
Bersikap toleran : menghargai kepercayaan / kebiasaan /
pandangan yang berbeda.
[18:31,
2/6/2017] +62 853-1144-6515: PENGERTIAN SUKU ,AGAMA, RAS,ADAT
ISTIADAT
1. Suku adalah adalah bagian dari suatu bangsa.
Suku bangsa mempunyai ciri-ciri mendasar
tertentu. Ciri-ciri itu biasanya berkaitan dengan
asal-usul dan kebudayaan. Ada beberapa ciri yang
dapat digunakan untuk mengenal suatu suku
bangsa, yaitu: ciri fisik, bahasa, adat istiadat,
dan kesenian yang sama. Contoh ciri fisik, antara
lain warna kulit, rambut, wajah, dan bentuk
badan. Ciri-ciri inilah yang membedakan satu suku
bangsa dengan yang lainnya.
Contoh suku bangsa Indonesia : suku Jawa,
Minangkabau, Bali, Makassar, Bugis, dan Sunda.
2. Agama berasal dari kata berasal dari bahasa
Sansekerta, yaitu dari kata a yang artinya tidak
dan kata gama yang artinya kacau. Jadi, “agama”
artinya tidak kacau. Agama dilihat sebagai
kepercayaan dan pola perilaku yang dimiliki oleh
manusia untuk menangani masalah. Agama adalah
suatu sistem yang dipadukan mengenai
kepercayaan dan praktik suci. Agama adalah
pegangan atau pedoman untuk mencapai hidup
kekal. Agama adalah konsep hubungan dengan
Tuhan. Tidak mudah untuk menguraikan pengertian
agama, dalam kenyataannya para ahli dalam hal
pengertian agama berselisih pendapat tentang
defenisi agama, tak terkecuali ahli sosiologi dan
antropologi.
3. Ras adalah kategori individu yang secara turun
temurun memiliki ciri-ciri fisik dan biologis
tertentu. Persamaan umum dalam ras yaitu, ras
merupakan suatu pengertian biologi, bukan
pengertian sosiokultural . Misalnya, jika kita
menyebut ras Negro, berarti yang dimaksud bukan
sifat kebudayaan kelompok tersebut seperti
pandai bernain musik, melainkan ciri fisiknya,
seperti warna kulitnya hitam atau bentuk
rambutnya keriting. Artinya, jika kita menyebut
satu kelompok ras, berarti yang dimaksudkan
bukan sifat kebudayaan kelompok tersebut,
melainkan ciri fisiknya.
4. Adat adalah wujud
gagasan kebudayaan yang terdiri atas nilai-nilai
budaya, norma, hukum, dan aturan-aturan yang
satu dengan yang lainnya berkaitan menjadi satu
sistem atau kesatuan. Sementara istiadat
didefinisikan sebagai adat kebiasaan. Dengan
demikian, adat istiadat adalah himpunan kaidah-
kaidah sosial yang sejak lama ada dan telah
menjadi kebiasaan (tradisi) dalam masyarakat.
Sebagai contoh, dalam masyarakat Jawa terdapat
adat istiadat untuk melakukan upacara Selapanan
ketika seorang bayi telah berumur 40 hari. Upacara
ini sudah menjadi kebiasaan masyarakat Jawa
sejak lama.
[18:39, 2/6/2017] +62 853-1144-6515: KELOMPOK
SOSIAL BERDASARKAN LAJU PERUBAHAN
a. Masyarakat tradisional: masyrakat desa yang masih
memegang teguh tradisi leluhurnya
b. Masyarakat modern: masyarakat yang telah mengalami
transformasi ilmu pengetahuan dan teknologi
Masyarakat merupakan sekumpulan manusia yang tinggal bersama
pada suatu wilayah dalam waktu yang relatif lama dan bersifat terus menerus
yang di dalamnya terdapat pengaturan terhadap sikap, perilaku, dan
kepentingan-kepentingan, baik yang bersifat perseorangan maupun yang bersifat
kelompok untuk kepentingan hidup bersama.
Masyarakat tradisional merupakan suatu masyarakat yang
memelihara, menjaga, dan mempertahankan tradisi, adat istiadat, sistem nilai,
sistem norma, dan bahkan sistem kebudayaan yang diwariskan oleh generasi
pendahulunya.
Ciri-ciri masyarakat tradisional:
1. Adanya
ikatan-ikatan perasaan yang erat dalam bentuk kasih sayang, kesetiaan, dan
kemesraan dalam melakukan interaksi sosial yang diwujudkan dalam bentuk saling
tolong menolong tanpa pamrih-pamrih tertentu.
2. Adanya
orientasi yang bersifat kebersamaan (kolektifitas) sehingga jarang terdapat
perbedaan pendapat.
3. Adanya
partikularisme, yakni berhubungan dengan perasaan subjektif dan perasaan
kebersamaan. Dengan demikian, dalam masyarakat pedesaan terdapat ukuran-ukuran
(standar) nilai yang bersifat subjektif yang didasarkan pada sikap senang atau
tidak senang, baik atau tidak baik, pantas atau tidak pantas, diterima atau
tidak diterima, dan lain sebagainya.
4. Adanya
askripsi yang berhubungan dengan suatu sifat khusus yang diperoleh secara tidak
sengaja, melainkan diperoleh berdasarkan kebiasaan atau bahkan karena suatu
keharusan. Itulah sebabnya masyarakat pedesaan sulit berubah, cenderung
bersifat tradisional dan konservatif yang disebabkan oleh adanya sikap menerima
segala sesuatu sebagaimana apa adanya.
5. Adanya
ketidakjelasan (diffuseness) terutama dalam hal hubungan antarpribadi sehingga
masyarakat pedesaan sering menggunakan bahasa secara tidak langsung dalam
menyampaikan suatu maksud.
Masyarakat modern merupakan suatu masyarakat yang lebih
mengutamakan rasionalitas dengan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai
perwujudannya dari pada segala sesuatu yang bersifat tradisi, adat istiadat,
dan lain sebagainya.
Ciri-ciri masyarajat modern:
1. Hubungan
yang terjadi antarmanusia lebih didasarkan atas kepentingan-kepentingan
pribadi.
2. Hubungan
dengan masyarakat-masyarakat lain dilakukan secara terbuka dalam suasana saling
pengaruh mempengaruhi, kecuali terhadap beberapa penemuan baru yang bersifat
rahasia.
3. Adanya
kepercayaan yang kuat terhadap manfaat ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai
sarana untuk meningkatkan kesejahteraan hidup manusia.
4. Masyarakat
terbagi-bagi menurut profesi dan keahlian masing-masing yang dipelajari dan ditingkatkan
dalam lembaga-lembaga pendidikan, keterampilan, dan kejuruan.
5. Adanya
tingkat pendidikan formal yang relatif tinggi dan merata.
6. Hukum
yang diberlakukan merupakan hukum tertulis yang sangat kompleks.
7. Sistem
ekonomi yang dikembangkan merupakan sistem ekonomi pasar yang didasarkan atas
penggunaan uang dan alat-alat pembaharuan yang lain.
Ciri-ciri manusia modern;
1. Bersikap
terbuka terhadap pengalaman-pengalaman baru maupun penemuan-penemuan baru
sehingga tidak mengembangkan sikap apriori (purbasangka).
2. Senantiasa
siap untuk menerima perubahan setelah menilai adanya beberapa kekurangan yang
dihadapi pada saat itu.
3. Memiliki
kepekaan terhadap masalah-masalah yang terjadi di lingkungan sekitarnya,
sekaligus mempunyai kesadaran bahwa masalah-masalah tersebut memiliki hubungan
dengan keberadaan dirinya.
4. Senantiasa
memiliki informasi yang lengkap berkenaan dengan pendiriannya.
5. Berorientasi
pada masa kini dan pada masa yang akan datang.
6. Memiliki
kesadaran akan potensi-potensi yang ada pada dirinya dan sekaligus memiliki
keyakinan bahwa potensi tersebut dapat dikembangkan dengan baik.
7. Memiliki
kepekaan terhadap perencanaan.
8. Tidak
mudah menyerah kepada nasib.
9. Percaya
terhadap manfaat ilmu pengetahuan dan teknologi dalam upaya peningkatan
kesejahteraan umat manusia.
10. Menyadari
dan menghormati hak, kewajiban, serta kehormatan pihak lain. Perlu
digarisbawahi bahwa tidak semua aspek tradisional merupakan suatu hal yang
buruk.
[18:49, 2/6/2017] +62 853-1144-6515: KELOMPOK
SOSIAL BERDASARKAN LOKALITASNYA
Komunitas adalah kelompok sosial yang terbentuk berdasarkan
lokalitas. Contoh: Beberapa keluarga yang berdekatan membentuk RT(Rukun
Tetangga), dan selanjutnya sejumlah Rukun Tetangga membentuk RW (Rukun
Warga).Contoh: Rukun Tetangga, Rukun Warga.
[18:56, 2/6/2017] +62
853-1144-6515: MASALAH YANG TIMBUL AKIBAT MASYARAKAT MULTIKULTURAL (Versi
1)
1. Konfilk
Konflik merupakan suatu proses disosiatif yang memecah
kesatuan di dalam masyarakat. Meskipun demikian konflik tidak selamanya
negatif, adakalanya dapat menguatkan ikatan dan integras.
2. Integrasi
Integrasi adalah dibangunnya interdependensi yang lebih
rapat dan erat antara bagian-bagian dari organisme hidup atau antara
anggota-anggota di dalam masyarakat sehingga menjadi penyatuan hubungan yang
diangap harmonis.
3. Disintegrasi
Disintegrasi atau disebut juga dengan disorganisasi,
merupakan suatu keadaan dimana tidak ada keserasian pada bagian-bagian dari
suatu kesatuan. Agar masyarakat dapat berfungsi sebagai organisasi harus ada
keserasian antar bagian-bagian.
4. Reintegrasi
Reintegrasi atau disebut juga dengan reorganisasi, adalah
sebagian upaya untuk membangun kembali kepercayaan, modal sosial, dan kohesi
sosial.
MASALAH YANG TIMBUL AKIBAT MASYARAKAT MULTIKULTURAL (Versi
2)
1. Masalah kultural
Loyalitas berlebih, dalam sosiologi disebut in-group feeling
yang berlebih. Perasaan tersebut menimbulkan sikap mengutamakan kelompok secara
membabi buta, akibatnya toleransi maupun integrasi menjadi terhambat.
Etnosentrisme
merupakan pandangan yang menganggap rendah kebudayaan suku
bangsa lain, hal ini menimbulkan sikap menutup diri dari kebudayaan suku lain.
Ekslusivisme : sikap enggan berinteraksi dengan kelompok
sosial lain.
2. Masalah struktural
Masalah struktural biasa menyangkut kondisi politik dan
ekonomi suatu negara. Kondisi politik yang tidak demokratis membuat masyarakat
ekonomi rendah semakin tersudut dan pemerintahnya memerintah otoriter,
sedangkan struktur perekonomian kapitalistik yang cenderung melahirkan
pengusaha yang menjalin hubungan kolusi dengan para pejabat.
MASALAH YANG TIMBUL AKIBAT MASYARAKAT MULTIKULTURAL (Versi3)
1. Primordialisme
Primordialisme artinya perasaan kesukuan yang berlebihan.
Menganggap suku bangsanya sendiri yang paling unggul, maju, dan baik. Sikap ini
tidak baik untuk dikembangkan di masyarakat yang multicultural seperti
Indonesia. Apabila sikap ini ada dalam diri warga suatu bangsa, maka kecil
kemungkinan mereka untuk bisa menerima keberadaan suku bangsa yang lain.
2. Etnosentrisme
Etnosentrisme artinya sikap atau pandangan yang berpangkal
pada masyarakat dan kebudayaannya sendiri, biasanya disertai dengan sikap dan
pandangan yang meremehkan masyarakat dan kebudayaan
yang lain. Indonesia bisa maju dengan bekal kebersamaan,
sebab tanpa itu yang muncul adalah disintegrasi sosial. Apabila sikap dan
pandangan ini dibiarkan maka akan memunculkan provinsialisme yaitu paham atau
gerakan yang bersifat kedaerahan dan eksklusivisme yaitu paham yang mempunyai
kecenderungan untuk memisahkan diri dari masyarakat.
3. Diskriminatif
Diskriminatif adalah sikap yang membeda-bedakan perlakuan
terhadap sesama warga negara berdasarkan warna kulit, golongan, suku bangsa,
ekonomi, agama, dan lain-lain. Sikap ini sangat berbahaya untuk dikembangkan
karena bisa memicu munculnya antipati terhadap sesame warga negara.
4. Stereotip
Stereotip adalah konsepsi mengenai sifat suatu golongan
berdasarkan prasangka yang subjektif dan tidak tepat. Indonesia memang memiliki
keragaman suku bangsa dan masing-masing suku bangsa memiliki cirri khas. Tidak
tepat apabila perbedaan itu kita besar-besarkan hingga membentuk sebuah
kebencian
[19:11, 2/6/2017] +62
853-1144-6515: PRIMORDIALISME , ETNOSENTRISME, POLITIK ALIRAN, DAN MUTUAL
AKULTURASI
Pengaruh diferensiasi sosial dan stratifikasi sosial
Pengaruh negatif : terjadinya DISINTEGRASI SOSIAL.
Pengaruh positif : mendorong terjadinya INTEGRASI SOSIAL.
Pengaruh dari diferensiasi adalah munculnya primordialisme,
etnosentrisme, politik aliran, konsolidasi.
Pengaruh stratifikasi adalah ketika Primordialisme,
etnosentrisme, politik aliran, konsolidasi bisa mendorong terjadinya konflik
dalam masyarakat.
a. Primordialisme
Pengertian: pandangan atau paham yang
menunjukkan sikap berpegang teguh pada hal-hal yang sejak semula melekat
pada diri individu, sperti suku, bangsa, ras dan agama.
Dampak positif: memperkuat ikatan
golongan atau kelompok yang bersangkutan, terutama dalam menghadapi ancaman
dari luar.
Dampak negatif: membangkitkan prasangka
dan permusuhan terhadap golongan atau kelompok sosial lain.
b.Etnosentrisme
Pengertian: suatu sikap menilai
kebudayaan masyarakat lain dengan menggunakan ukuran-ukuran yang berlaku di
masyarakatnya. Konsekuensinya, orang akan selalu menganggap
kebudayaannya memiliki nilai lebih tinggi daripada kebudayaan masyarakat lain.
Dampak positif: menjaga keutuhan dan
kestabilan budaya, mempertinggi semangat patriotisme dan kesetiaan kepada
bangsa, dan memperteguh rasa cinta terhadap kebudayaan atau bangsa.
Dampak negatif: dapat menghambat
hubungan antarkebudayaan atau bangsa, menghambat proses asimilasi dan integrasi
sosial, bahkan dapat menjadi kekuatan yang terpendam yang dapat mengakibatkan
konflik antargolongan atau kebudayaan (suku, agama, ras dan
antargolongan atau SARA).
c.Politik aliran (Sektarian)
Pengertian: keadaan di mana sebuah
kelompok atau organisasi tertentu dikelilingi oleh sejumlah organisasi massa,
baik formal maupun informal. Tali pengikat antar kelompok dan organisasi
adalah ideologi atau aliran tertentu.
Dampak positif: mempererat relasi antar
kelompok atau organisasi yang memiliki ideologi yang sama.
Dampak negatif: mengakibatkan jurang
perbedaan antara kelompok-kelompok aliran yang berbeda.
d. Mutual Akulturasi
Mutual akulturasi
merupakan suatu sikap keterbukaan terhadap kebudayaan lain. contoh:
dengan adanya rumah makan padang di hampit setiap daerah di Indonesia, dan
keberadaannya diterima baik oleh masyarakat setempat.
Jika suatu kelompok masyarakat dengan tipe kebudayaan
tertentu memiliki sikap terbuka dengan kebudayaan lain, maka akan terjadi
mutual akulturasi. Suatu mutual akulturasi didahului oleh interseksi yang
berjalan terus-menerus sehingga menimbulkan rasa saling menyukai kebudayaan
lainnya dan secara sadar atau tidak, individu-individu masyarakat tersebut akan
mengikuti dan menggunakan perwujudan kebudayaan lain tadi.
Misalnya, makanan dari beberapa etnis diminati dan disukai
oleh kelomok masyarakat lainnya.
Munculnya Mutual Akulturasi adalah sebuah mutualisme (
kerjasama yang saling menguntungkan antar dua unsur kebudayaan ) . Hal ini
disebabkan karena :
Munculnya
sikap terbuka kebudayaan yang dipengaruhi,
Adanya
rasa kecocokan yang dirasakan oleh kelompok masyarakat terhadap masuknya
nilai – nilai kebudayaan baru sehingga timbul rasa menyukai.
Contoh lagi:
Ex : makam wali yang memiliki gerbang candi.
Makam wali menandakan kebudayaan islam, dan gerbang candi
menandakan kebudayaan hindu-budha
[19:15, 2/6/2017] +62 853-1144-6515: PERILAKU YANG
SESUAI DALAM MASYARAKAT MULTICULTURAL (Versi 1)
1. Mengembangkan Sikap Toleran
Dalam masyarakat multikultural harus dikembangkan sikap
toleransi atau sikap saling pengertian dalam menghadapi segala perbedaan dalam
nilai dan norma, agama, kebudayaan, ras, suku bangsa, serta adat istiadat agar
tercipta integrasi dalam masyarakat. Contohnya toleransi antarumat beragama. Di
negara kita, sikap toleransi sebenarnya sudah dikembangkan secara baik, namun
ada beberapa kelompok yang cenderung berupaya untuk merusak situasi yang sudah
kondusif ini dengan melakukan gerakan-gerakan yang berbasis agama, dengan
tujuan untuk menghancurkan agama lain. Hal seperti ini harus dihindari apabila
kita ingin mengembangkan sikap kritis kita dalam menghadapi segala perbedaan
guna menciptakan integrasi, keturunan, dan kedamaian hidup di masyarakat.
2. Meninggalkan Sikap Primordialisme
Terutama yang bersifat fanatisme kesukuan (ethnocentrisme)
dan mengarah pada sikap ekstrem. Sikap primordialisme jika kita lihat secara
positif akan lebih memperkuat posisi kita dalam kehidupan bermasyarakat. Namun
yang seringkali muncul adalah bahwa sikap primordialisme ini kemudian akan
menjadi penyebab terjadinya disintegrasi dalam masyarakat. Karena itu, sebisa
mungkin prasangka buruk atas suku bangsa, ras, atau agama yang berbeda harus
dihindari, karena itu hanya akan menimbulkan perpecahan dalam kehidupan
masyarakat yang multikultural ini.
3. Mengembangkan Sikap Nasionalisme
Semangat mencintai tanah air dengan tulus akan membawa
negara ini pada suatu persatuan, kesatuan, dan cenderung mengesampingkan
segenap perbedaan yang selama ini menjadi perdebatan. Dalam sikap nasionalisme,
terdapat usaha untuk mengikis segala bentuk perbedaan dalam hal latar belakang
budaya guna mencapai sebuah semangat persatuan yang akan memperkukuh persatuan
dan kesatuan bangsa dan negara kita sendiri. Dengan nasionalisme kita juga
dapat menghargai perbedaan yang ada.
4. Menyelesaikan Konflik secara Akomodatif
Konflik merupakan suatu gejala sosial yang wajar sebagai
akibat interaksi sosial yang dilakukaan oleh manusia di dalam masyarakat. Hal
ini mengingat adanya perbedaan-perbedaan antara manusia yang satu dengan
manusia yang lain, misalnya kepentingan, pendapat, dan lain-lain. Konflik
memang terkadang sulit dihindari, terutama apabila perasaan kita selalu
diliputi dengan prasangka, sentiment
komunitas, dan emosional pribadi. Agar konflik yang terjadi di masyarakat tidak
berakhir dengan kekerasan yang dapat menimbulkan kerusakan dan jatuhnya korban
jiwa manusia, maka, sedapat mungkin, kita harus akomodatif dan penuh
pertimbangan dalam berusaha menyelesaikan konflik yang ada dengan tujuan untuk
mencapai integrasi sosial dalam masyarakat. Misalnya dengan melakukan
perundinganperundingan.
5. Menegakkan Fungsi Hukum
Hukum sebenarnya diciptakan untuk membatasi perilaku
masyarakat tanpa memandang perbedaan latar belakang budaya dan kesukuan. Hukum
merupakan peraturan formal yang disusun dengan telah mempertimbangkan semua
aspek kehidupan, dan juga bersumber dari hukum-hukum yang ada di wilayah
masing-masing, seperti adat istiadat dan konvensi yang ada sebelumnya.
6. Mengembangkan Kesadaran Peranan
Setiap individu sebagai anggota masyarakat mempunyai peranan
masing-masing yang disesuaikan dengan status atau kedudukan yang dimilikinya.
Misalnya kamu sebagai seorang siswa di sekolah mempunyai peranan untuk
menghormati guru, mematuhi tata tertib sekolah, memperhatikan materi pelajaran
yang disampaikan guru, dan lain-lain. Contoh lainnya adalah dalam suatu
perusahaan, seorang pimpinan mempunyai peranan untuk mengayomi dan membimbing
bawahannya, sedangkan bawahannya mempunyai peranan untuk menaati dan
menjalankan perintah pimpinannya. Dengan kesadaran akan peranan yang harus
dilaksanakan sebagaimana mestinya tersebut, tidak akan terjadi saling memusuhi,
atau sampai bertikai hanya mmpermasalahkan
kedudukan. Jika semua telah menyadariadanya peranan yang dimiliki dan dapat
dijalankan sebagaimana mestinya, maka prasangka dan sikap emosional dari orang
lain akan hilang dengan sendirinya.
PERILAKU YANG SESUAI DALAM MASYARAKAT MULTICULTURAL (Versi
2)
1. Simpati
Simpati
merupakan perasaan tertarik yang timbul dari seseorang terhdap orang lain.
Sikap simpati dapat membuka jalan untuk proses interaksi lintas budaya,
lintasetnik, lintassagama, hingga lintasgenerasi.
2. Empati
Sikap empati
adalah kelanjutan dari sikap simpati yang lebih mendalam. Kemampuan untuk
merasakan diri seolah-olah dalam keadaan orang lain ikut merasakan hal-hal yang
dirasakan oleh orang lain. Keterlibatan emosional dan aksi terjadi dalam sikap
empati. Melalui sikap empati,seseorang dapat tergerak untuk membantu orang
lain.
3. Toleransi
Toleransi
diartikan sebagai sikap tenggang rasa (menghargai, membiarkan, dan
membolehkan), pendirian (pendapat, pandangan, kepercayaan, kebiasaan, dan
kelakuan) yang bebeda atau bertentangan dengan pendirian sendiri. Pemaknaan
toleransi atau pengguanaan istilah toleransi lebih menitikberatkan pada bentuk
tindakan atau praktik kebudayaan yang berbeda dari setiap kelompok sosial.
4. Menghargai
perbedaan
Mengahargai
perbedaan merupkan salah satu bentuk aplikasi dari toleransi. Istilah
mengahargai perbedaan digunakan untuk menyikapi bentuk-bentuk perbedaan yang
sudah ada dalam masayarakat, misalnya perbedaan laki-laki dan perempuan,
perbedaan ras, perbedaan suku bangsa, perbedaan pemikiran, dan perbedaan
pendapat. Menghargai perbedaan berarti menerima realitas takdir,tidak
menganggap sebagai sesuatu yang bruurk atau harus disingkirkan, serta menyadari
bahwa memang sesuatu seharusnya berbeda. Sikap menghargai perbedaan dapat memebrikan
pembelajaran serta mengembnagkan rasa toleransi dalam diri.
5. Semangat
Nasionalisme
Semangat
nasionalisme dapat menjadi landasan masyarakat untuk bersatu dalam perbedaan.
Semangat nasionalisme ditandai dengan kesediaan mengesampingkan berbgai
perbedaan demi keutuhan bangsa.
PERILAKU YANG SESUAI DALAM MASYARAKAT MULTICULTURAL (Versi
3)
Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat multicultural yang
rawan terjadi diintergrasi bangsa. Oleh karna itu, diperlukan perilaku yang
sesuai dengan kondisi masyarakat Indonesia agar tidak menimbulkan konflik dan
perpecahan.Adapun perilaku yang sesuai dengan keadaan masyarakat di Indonesia
sebagai berikut.
1. TOLERANSI
Adanya sikap toleransi dalam perilaku masyarakat dapat
memperkukuh integrasi bangsa yang dilatarbelakangi oleh berbagai perbedaan.
Masyarakat diharapkan memiliki sikap toleransi dan tidak bersikap diskriminasi
terhadap suku bangsa, ras,budaya, atau agama lain.
2. EMPATI
Sikap empati merupakan kemampuan untuk merasakan diri
seolah-olah dalam keadaan orang lain dan ikut merasakan hal-hal yang dirasakan
oleh orang lain. Dengan adanya empati seseorang tidak mudah menghakimi
kebudayaan atau perilaku orang lain yang berbeda dengan dirinya.
3. MENGHARGAI PERBEDAAN
Sikap menghargai perbedaan sangat penting dimiliki oleh
bangsa yang terdiri atas berbagai
perbedaan suku bangsa, agama, kebudayaan, dan kedaerahan.
Masyarakat diharapkan dapat bersikap dewasa dalam menyikapi berbagai
perbedaan.
[19:21, 2/6/2017] +62 853-1144-6515: PENDIDIKAN
MULTICULTURAL DALAM MASYARAKAT MULTICULTURAL
Pendidikan Multikultural adalah usaha sadar untuk
mengembangkan kepribadian didalam dan diluar sekolah yang mempelajari tentang
berbagai macam status sosial, ras, suku, agama agar tercipta kepribadian yang
cerdas dalam menghadapi masalah-masalah keberagaman budaya.
Tujuan Pendidikan Multikultural mencakup 10 aspek (Sutarno,
2008:1-24)
1. Pengembangan literasi etnis dan budaya. Memfasilitasi
siswa memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang berbagai budaya semua kelompok
etnis
2. Perkembangan pribadi. Memfasilitasi siswa memahami bahwa
semua budaya setiap etnis sama nilai antar satu dengan lain. Sehingga memiliki
kepercayaan diri dalam berinteraksi dengan orang lain (kelompok etnis) walaupun
berbeda budaya masyarakatnya
3. Klarifikasi nilai dan sikap. Membelajarkan siswa untuk.
Pendidikan multikultural mengangkat nilai-nilai inti yang berasal dari prinsip
martabat manusia, keadilan, persamaan, kebebasan dan demokratis. Sehingga
pendidikan multikultural membantu siswa memahami bahwa berbagai konflik nilai
tidak dapat dihindari dalam masyarakat pluralistik
4. untuk menciptakan persamaan peluang pendidikan bagi semua
siswa yang berbeda-beda ras, etnis, kelas sosial dan kelompok budaya
5. untuk membantu semua siswa agar memperoleh pengetahuan,
sikap dan ketrampilan yang diperlukan dalam menjalankan peran-peran seefektif
mungkin pada masyarakat demokrasi-pluralistik serta diperlukan untuk
berinteraksi, negosiasi, dan komunikasi dengan warga dari kelompok beragam agar
tercipta sebuah tatanan masyarakat bermoral yang berjalan untuk kebaikan
bersama.
6. Persamaan dan keunggulan pendidikan. Tujuan ini berkaitan
dengan peningkatan pemahaman guru terhadap bagaimana keragaman budaya membentuk
gaya belajar, perilaku mengajar dan keputusan penyelenggaraan pendidikan.
Keragaman budaya berpengaruh pada pola sikap dan perilaku setiap individu.
sehingga guru harus mampu mehami siswa sebagai individu yang
memiliki ciri unik dan memperhitungkan lingkungan fisik dan sosial yang dapat
mempengaruhi proses pembelajaran
7. Memperkuat pribadi untuk reformasi sosial. Pendidikan
multikultural memfasilitasi peserta didik memiliki dan mengembangkan sikap,
nilai, kebiasaan dan keterampilan, sehingga mampu menjadi agen perubahan sosial
yang memiliki komitmen tinggi dalam reformasi masyarakat untuk memberantas
perbedaan (disparities) etnis dan rasial.
pendidikan multikultural membantu peserta didik dari
berbagai kelompok budaya yang berbeda dalam memperoleh kompetensi akademik yang
diperlukan dalam masyarakat yang berpengetahuan.
8. Memiliki wawasan kebangsaan/kenegaraan yang kokoh.
Karekteristik pendidikan multikultural, yaitu:
belajar
hidup dalam perbedaan
membangun
tiga aspek mutual (saling percaya, saling pengertian, dan saling menghargai)
terbuka
dalam berfikir
apresiasi
dan interdependensi
serta
resolusi konflik dan rekonsiliasi nirkekerasan.
[19:21, 2/6/2017] +62 853-1144-6515: SELESAI
MATERINYA
nice info sangat bagus sekali infonya
BalasHapusKarawang Industrial Estate